Cari Blog Ini

Minggu, 22 Mei 2011

Dokter Teladan Tingkat Kota Cirebon

Dalam Seleksi dokter teladan di Kota Cirebon, terpilih dokter H. Ahmad Subhi T sebagai dokter teladan tingkat Kota Cirebon, yang selanjutnya akan di ikutkan ke tingkat Propinsi Jawa Barat. Dokter H. Ahmad Subhi T merupakan dokter umum di Puskesmas Kalitanjung yang tahun 2011 ini terpilih sebagai dokter teladan. Mudah-mudahan apa yang dia emban akan bermanfaat bagi semuanya.

Data Pribadi
Nama                          : Ahmad Subhi Taufiequrrohman
Tempat tanggal lahir  : Cirebon ,8 Juni 1972
Alamat                        : Jl Pramuka No.1 RT/RW 08/03 Kelurahan Kalijaga
                                      Kecamatan Harjamukti. Kota Cirebon
Pendidikan                  : SDN Paoman 3 Indramayu ( 1985 )
                                      SMPN 3 Indramayu ( tahun 1988)
                                      SMAN 2 Cirebon ( tahun 1991)
                                      FK UNJANI CIMAHI ( tahun 2001)
Pekerjaan                   : PTT Puskesmas Pondoh Juntinyuat Indramayu (2001-2002)
                                     PTT Puskesmas Larangan Cirebon (2002-2006)
                                     PNS Puskesmas Kalitanjung (2006- sekarang)
Makalah yang diajukan untuk dokter teladan yaitu Pneumonia
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Kesehatan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari pembagunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya/optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Hal ini sesuai dengan amanat yang terdapat dalam UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009  dan Pembukaan UUD 1945.
Pembangunan kesehatan kota Cirebon bertujuan  mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal menuju sumber daya manusia kota cirebon yang berkualitas. Puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat memiliki fungsi sebagai penggerak   pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan baik perorangan maupun kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat di dukung oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan 45%, faktor perilaku 30%, faktor pelayanan kesehatan 20%, dan faktor keturunan 5%. Oleh karena itu dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidak cukup hanya dengan pelayanan kesehatan yang memadai saja tetapi dipengaruhi juga oleh lingkungan sehat dan perilaku sehat.
Suatu lingkungan dan perilaku yang tidak sehat akan menimbulkan berbagai penyakit yang berbasis lingkungan antara lain penyakit diare, ISPA pneumonia, kecacingan, disentri, penyakit kulit/kusta, demam berdarah dan tbc.
Dilihat dari data kunjungan pasien, penyakit-penyakit tersebut masih banyak ditemukan di puskesmas-puskesmas, terutama di Puskesmas Kalitanjung sebagai wilayah kerja penulis. Penyakit –penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian balita terutama ISPA-pneumonia dan diare.
Dewasa ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Menurut survey demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228  per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1000 kelahirn hidup, dan AKABA 44 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global MDGs (Millenium Development Goals, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu  (AKI) menurun dari 228 pada Tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB)  Menurun dari 34 /1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 23 / 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Begitu pula data yang ada di Puskesmas Kalitanjung .Yaitu pada tahun 2009 sampai 2010,ditemukan kematian bayi sejumlah 4 orang bayi disebabkan pneumonia di rumah sakit pada tahun 2009 . Dengan demikian masih ditemukan kematian bayi  di wilayah Puskesmas Kalitanjung.

B. Masalah
Dari data kunjungan pasien dan cakupan program P2M tersebut di atas, maka masalah kesehatan di PUSKESMAS KALITANJUNG dari tahun 2009 dan tahun 2010 adalah ’’masih terjadi kematian bayi”.

Penyebab masalah .
Penyebab masalah tersebut sebagaimana hasil cakupan kejadian penyakit di PUSKESMAS KALITANJUNG tahun 2009 penyakit diare (245)  jumlah kematian  (0), penemonia (147) jumlah kematian (4), penyakit lain (-), jumlah  kematian (-) dan tahun 2010 penyakit diare 241 jumlah kematian (0), penemonia (46) jumlah kematian (0) ,penyakit lain (-) jumlah kematian. Dari data tersebut maka penyebab utama/terbesar  adalah pneumonia .
Faktor yang mempengaruhi penyebab masalah tersebut :
1. faktor perilaku kesehatan
Faktor ini sangat di pengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat terutama ibu balita, sehingga cenderung mengabaikan perilaku kasehatan yang positif , ini dapat dilihat dari data PHBS tatanan rumah tangga masih kurang terutama indikator :
a. Masih terdapat anggota keluarga yang merokok didalam rumah
b. Kebiasaan tidak membuka jendela rumah (Tertutup)
c. Kebiasaan meludah di sembarang tempat
d. Masih ditemukan kebiasaan tak menutup mulut saat batuk/bersin.
e. Masih ditemukan ibu yang tak menyusui anaknya
2. Faktor lingkungan
Faktor ini juga sangat mempengruhi tingginya penyakit pneumonia pada bayi, masyarakat masih banyak yang mengabaikan kesehatan lingkungan seperti:Luas kamar tidak seimbang  dengan jumlah penghuni, padat penduduk dan kurang personal higiene.
C. Perumusan Masalah
    Dari hasil kajianan masalah , penyebab dan Faktor penyebab masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. ’’Masih terjadi kematian bayi akibat pneumonia di kelurahan Harjamukti Kota Cirebon pada tahun 2009’’.
D. Tujuan
1. Umum
Diketahuinya metoda efektif  dalam mengatasi penurunan kejadian kematian akibat pneumonia di Kelurahan Harjamukti  kota CIREBON.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya faktor penyebab masalah kematian bayi oleh pneumonia di kecamatan Harjamukti .
b. Diketahuinya proses integrasi program dalam menangani kematian bayi akibat pneumonia di kelurahan Harjamukti .
c. Meningkatnya peran masyarakat dalam penanggulan kematian bayi akibat pneumonia di kelurahan Harjamukti 
E. Manfaat
1. Sebagai pertimbangan perencanaan kegiatan di Puskesmas dalam menaggulangi kejadian kematian bayi akibat penemonia .
2. Sebagai rujukan petugas dalam penangggulangan penurunan kejadian kematian  bayi akibat penemonia .
3. Sebagai bahan rujukan peran lintas program dan sektoral dalam mengintegrasikan program mengatasi masalah penurunan kejadian kematian bayi .
4. Sebagai bahan memperkuat peran serta masyarakat dalam mengatasi kejadian kematian bayi .
5. Sebagaai bahan pengetahuan dan literatur peminat masalah kesehatan bayi.

Kami berbangga hati mempunyai Dokter Teladan

Atas nama Kepala Puskesmas Saya menyampaikan berbangga hati mempunyai dokter teladan di Puskesmas. Usaha demi usaha terus dilakukan untuk memajukan Puskesmas Kalitanjung di Kancah Pelayanan Kesehatan yang menyentuh penuh dengan keramahan, berbagai aspek kami benahi agar Puskesmas Kalitanjung Menjangkau Pelayanan Masyarakat sekitarnya. Pembenahan diri pada Puskesmas Kalitanjung Tidak terlepas dari partisipasi semua Karyawan dan Karyawati Puskesmas Kalitanjung. Seyogyanya dengan adanya dokter teladan maka akan meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan masing-masing dari masyarakat. Sehingga Puskesmas Kalitanjung lebih dekat lagi dengan masyarakat.